Dalam aktivitas olahraga, kekuatan otot merupakan unsur
penting untuk menggerakkan organ-organ tubuh. Tanpa kekuatan otot yang besar,
tidak akan tercapai prestasi yang maksimal. Biasanya seorang atlet mempunyai
keunggulan jauh lebih besar dibandingkan dangan orang kebanyakan. Golongan ini
biasanya mempunyai tipe fisik yang disebutmesomorphy. Mereka mempunyai
badan yang bagus, dan secara umum mereka disebut atletis. James A.
Baley (1986: 10) menjelaskan bahwa :

Mengacu pada definisi tersebut di atas maka kesegaran
jasmani mempunyai beberapa unsur, yaitu:
a. Strenght (kekuatan)
b. Power (daya ledak = kekuatan + kecepatan)
c. Speed (kecepatan)
d. Flexibility (kelenturan)
e. Agility (kelincahan)
f. Endurance (daya tahan).
Dari beberapa unsur kesegaran jasmani yang tersebut diatas
yang paling penting adalah kekuatan. Dalam bidang olah raga kekuatan sangat
dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Dari urutan-urutan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
yang dibutuhkan pemain sepak bola adalah tenaga yang besar pada tungkai yaitu
untuk menendang bola yang timbul dari kekuatan otot tungkai, sehingga semakin
besar tendangan atau tenaga ayunan tungkai maka semakin jauh dan semakin besar
serta cepat arah bolanya.
Untuk mencapai hal demikian, maka dibutuhkan jenis jenis
latihan yang khusus. Menurut Gabe Markin dan Marshal H yang diterjemahkan oleh
Sadoso S, mengatakan : “Latihan harus dikhususkan untuk penyempurnaan suatu
ketrampilan olah raga, maka harus melatih ketrampilan tersebut menggunakan
otot-otot dangan cara yang sama seperti jika bertanding.” (dalam Sadoso, 1989:
29).
Yang dimaksud latihan khusus dalam penulisan skripsi ini
adalah latihan untuk menumbuhkan kekuatan otot pada otot tungkai yang merupakan
unsur dasar salah satu penunjang tercapainya tendangan pada permainan sepak
bola. Dalam melakukan kegiatan latihan untuk menumbuhkan tenaga ayunan pada
tungkai yang digunakan untuk melakukan tendangan membutuhkan waktu latihan yang
relatif lama. Untuk itu dibutuhkan latihan yang dilakukan secara sistematis dan
kontinu. Menurut Engkos Kosasih (1985: 22)
“Loncat-loncat dua tungkai dangan pemberatan sejauh 25
sampai 40 meter lompat melalui rintangan, loncat dari loncat lari berjongkok
dalam, berdiri di atas tumit dan jari tungkai dangan pemberatan yang dilakukan
di pinggiran matras, latihan dangan hal terpenting (pembengkokan lutut
dalam-dalam dangan meletakkan, melencengkan dalam berdiri di atas Jan tungkai.
Tujuan memperbaiki tenaga ayunan tungkai, perut dan otot punggung”.
Jadi dengan uraian dan beberapa teori yang menjadi landasan
teori penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas maka disimpulkan,
dari unsur kondisi fisik atau kesegaran jasmani, yang paling berperan dalam
melakukan aktivitas sepak bola adalah kekuatann otot tungkai daripada pemain
tersebut. Untuk itu dibutuhkan latihan yang ditujukan untuk menumbuhkan tenaga
atau kekuatan otot yang dikhususkan dangan cabang olah raga yang digeluti.
Untuk mencapai prestasi itu langkah awal yang harus dilakukan adalah melatih kekuatan
otot tungkai dengan cara menambah porsi latihan sedikit demi sedikit menambah
beban kerja tetapi tidak sampai melebihi batas-batas kemampuan tubuh. Engkos
Kosasih menyatakan bahwa sehubunagan dengan latihan haruslah diingat bahwa
latihan haruslah senantiasa dilaksanakan melewati stimulasi dan bahkan hampir
maksimal: disertai dangan beban-beban yang kian hari kian bertambah berat.
Prinsip ini disebut “overload prinsiple”. (Kosasih, 1985: 46)
Untuk mendapatkan kekuatan otot tungkai atau tenaga ayunan
tungkai untuk menendang diperlukan latihan yang teratur, kontinyu dan
sistematis yang dimulai dangan metode latihan dasra yang disesuaikan dangan
usia, disamping mengacu pada pencapaian prestasi juga memperhatikan pertumbuhan
atlit dimana secara berangsur-angsur dapat meningkatkan atau menambah beban.
Sebab bila berlatih terlalu berat akan melemahkan kekuatan dan akan mudah
mengalami cedera.
Latihan-latihan ringan yang nantinya akan mendapatkan
kekuatan otot tungkai yang diinginkan jika dilakukan secara rutin dan kontinyu:
1.
Lompat katak
Latihan ini ditujukan untuk memperbaiki kekuatan otot
tungkai pada tungkai, lutut dan perut. Latihan yang dapat dilakukan dengan
mengambil sikap jongkok, seluruh badan disangga dengan kedua tungkai dalam
keadaan jari-jari ditekuk ke depan dan pantat diletakkan di atas tumit,
sehingga lutut menghadap ke depan. Badan haru stegak lurus dengan lutut, paha,
selanjutnya melompat-lompat seperti mengoper, melentur dalam jarak 20-25 meter.
1.
Squat jump
Latihan ini ditujukan untuk melatih kekuatan otot paha agar
mempunyai otot yang maksimal.
1.
Berlari-lari menaiki dan menuruni
tangga berundak-undak.
Latihan ini ditujukan untuk melatih kekuatan otot tungkai,
paha, agar mempunyai kekuatan dan ketahan otot yang sempurna.
Dalam berbagai melakukan aktivitas fisik olahraga tidak
boleh dilupakan adalah kegiatan pemanasan otot sebelum melaksanakan kegiatan
olahraga ini. Maksud kegiatan pemanasan adalah untuk menyesuaikan atau
beradptasi dengan pelatihan pertandingan yang akan dilakukan dan menghindari
terjadinya cedera otot, urat dan persendian.
Sesungguhnya dengan prestasi jauhnya tendangan dalam
sepakbola perlu adanya suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginan, benar dan dapat dipercaya. Dalam ini ditentukan alat ukur
yang baik sehingga memudahkan peneletian. Dalam hal ini beberapa pendapat
tentang pengukuran kekuatan otot yang didasarkan pada kontraksi otot isotomik
dan kontraksi isometrik, atau pengukuran yang didasarkan pada kekuatan otot
statis dan dinamis. Menurut Johson dan Nelson yang diterjemahkan oleh Nur Hasan
bahwa
“dalam pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
pengukuran yang berdasarkan kontraksi isotonik dan isometrik. Pengukuran
yang berdasarkan kontraksi isotonik lebih menekankan pengukuran daya tahan
lokal, hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan tes seperti: pull-ups, sit-up,
squat-jump. Pengukuran berdasarkan kontraksi esometrik akan menggambarkan
kekuatan murni dari otot-otot yang bersangkutan, karena pengukuran ini
menggunakan mekanik, yang didesaign khusus untuk mengukur kekuatan kontraksi
maksimal otot yang diukur. Jenis alat ukur yang digunakan antara lain:
iso-scale” (1986: 22-23)
Dari uraian pendapat di atas diketahui bahwa kekuatan otot
dapat diukur dengan berbagai macam instrumen, tergantumg pada bagian-bagaian
otot yang dipakai diukur berdasarkan cabang olah raga yang dipilih. Pengukuran
dapat dilakukan berdasarkan kontraksi isometric atau berdasarkan kekuatan
stastis yaitu dangan mengunakan alat pengukur (Back and Leg Dynamometer)
Ceplosskan kritik dan saran yang membangun ^_^
pustakanya kalo bisa dimasukun. biar lebih akurat sumbernya
ReplyDeleteWebsite Download Lagu Gratis KropLagu
ReplyDeleteNah
ReplyDelete