Sunday, December 29, 2013

Kekuatan Otot Tungkai

Dalam aktivitas olahraga, kekuatan otot merupakan unsur penting untuk menggerakkan organ-organ tubuh. Tanpa kekuatan otot yang besar, tidak akan tercapai prestasi yang maksimal. Biasanya seorang atlet mempunyai keunggulan jauh lebih besar dibandingkan dangan orang kebanyakan. Golongan ini biasanya mempunyai tipe fisik yang disebutmesomorphy. Mereka mempunyai badan yang bagus, dan secara umum mereka   disebut atletis. James A. Baley (1986: 10) menjelaskan bahwa  :
“Meskipun pada juara sepak bola: bola basket, gymnastik, renang (dan dalam cabang-cabang olahraga lainnya), seringkali mempunyai keunggulan genetic yang bersifat pembawaan. Baik dalam berat badan, kepadatan dan ketebalan tulang, ukuran bagian lainnya (misalnya tangan dan tungkai pada pemain sepak bola) maupun ciri psikologisnya, mereka mempunyai persamaan dalam satu hal, mereka berkekuatan dan bertenaga yang besar, mereka berkekuatan besar karena mempunyai kualitas genetic yang disebut mesomorphy”.

Mengacu pada definisi tersebut di atas maka kesegaran jasmani mempunyai beberapa unsur, yaitu:
a. Strenght (kekuatan)
b. Power (daya ledak = kekuatan + kecepatan)
c. Speed (kecepatan)
d. Flexibility (kelenturan)
e.  Agility (kelincahan)
f.  Endurance (daya tahan).
Dari beberapa unsur kesegaran jasmani yang tersebut diatas yang paling penting adalah kekuatan. Dalam bidang olah raga kekuatan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Dari urutan-urutan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dibutuhkan pemain sepak bola adalah tenaga yang besar pada tungkai yaitu untuk menendang bola yang timbul dari kekuatan otot tungkai, sehingga semakin besar tendangan atau tenaga ayunan tungkai maka semakin jauh dan semakin besar serta cepat arah bolanya.
Untuk mencapai hal demikian, maka dibutuhkan jenis jenis latihan yang khusus. Menurut Gabe Markin dan Marshal H yang diterjemahkan oleh Sadoso S, mengatakan : “Latihan harus dikhususkan untuk penyempurnaan suatu ketrampilan olah raga, maka harus melatih ketrampilan tersebut menggunakan otot-otot dangan cara yang sama seperti jika bertanding.” (dalam Sadoso, 1989: 29).
Yang dimaksud latihan khusus dalam penulisan skripsi ini adalah latihan untuk menumbuhkan kekuatan otot pada otot tungkai yang merupakan unsur dasar salah satu penunjang tercapainya tendangan pada permainan sepak bola. Dalam melakukan kegiatan latihan untuk menumbuhkan tenaga ayunan pada tungkai yang digunakan untuk melakukan tendangan membutuhkan waktu latihan yang relatif lama. Untuk itu dibutuhkan latihan yang dilakukan secara sistematis dan kontinu. Menurut Engkos Kosasih (1985: 22)
“Loncat-loncat dua tungkai dangan pemberatan sejauh 25 sampai 40 meter lompat melalui rintangan, loncat dari loncat lari berjongkok dalam, berdiri di atas tumit dan jari tungkai dangan pemberatan yang dilakukan di pinggiran matras, latihan dangan hal terpenting (pembengkokan lutut dalam-dalam dangan meletakkan, melencengkan dalam berdiri di atas Jan tungkai. Tujuan memperbaiki tenaga ayunan tungkai, perut dan otot punggung”.
Jadi dengan uraian dan beberapa teori yang menjadi landasan teori penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas maka disimpulkan, dari unsur kondisi fisik atau kesegaran jasmani, yang paling berperan dalam melakukan aktivitas sepak bola adalah kekuatann otot tungkai daripada pemain tersebut. Untuk itu dibutuhkan latihan yang ditujukan untuk menumbuhkan tenaga atau kekuatan otot yang dikhususkan dangan cabang olah raga yang digeluti. Untuk mencapai prestasi itu langkah awal yang harus dilakukan adalah melatih kekuatan otot tungkai dengan cara menambah porsi latihan sedikit demi sedikit menambah beban kerja tetapi tidak sampai melebihi batas-batas kemampuan tubuh. Engkos Kosasih menyatakan bahwa sehubunagan dengan latihan haruslah diingat bahwa latihan haruslah senantiasa dilaksanakan melewati stimulasi dan bahkan hampir maksimal: disertai dangan beban-beban yang kian hari kian bertambah berat. Prinsip ini disebut “overload prinsiple”. (Kosasih, 1985: 46)
Untuk mendapatkan kekuatan otot tungkai atau tenaga ayunan tungkai untuk menendang diperlukan latihan yang teratur, kontinyu dan sistematis yang dimulai dangan metode latihan dasra yang disesuaikan dangan usia, disamping mengacu pada pencapaian prestasi juga memperhatikan pertumbuhan atlit dimana secara berangsur-angsur dapat meningkatkan atau menambah beban. Sebab bila berlatih terlalu berat akan melemahkan kekuatan dan akan mudah mengalami cedera.
Latihan-latihan ringan yang nantinya akan mendapatkan kekuatan otot tungkai yang diinginkan jika dilakukan secara rutin dan kontinyu:
1.      Lompat katak
Latihan ini ditujukan untuk memperbaiki kekuatan otot tungkai pada tungkai, lutut dan perut. Latihan yang dapat dilakukan dengan mengambil sikap jongkok, seluruh badan disangga dengan kedua tungkai dalam keadaan jari-jari ditekuk ke depan dan pantat diletakkan di atas tumit, sehingga lutut menghadap ke depan. Badan haru stegak lurus dengan lutut, paha, selanjutnya melompat-lompat seperti mengoper, melentur dalam jarak 20-25 meter.
1.      Squat jump
Latihan ini ditujukan untuk melatih kekuatan otot paha agar mempunyai otot yang maksimal.
1.      Berlari-lari menaiki dan menuruni tangga berundak-undak.
Latihan ini ditujukan untuk melatih kekuatan otot tungkai, paha, agar mempunyai kekuatan dan ketahan otot yang sempurna.
Dalam berbagai melakukan aktivitas fisik olahraga tidak boleh dilupakan adalah kegiatan pemanasan otot sebelum melaksanakan kegiatan olahraga ini. Maksud kegiatan pemanasan adalah untuk menyesuaikan atau beradptasi dengan pelatihan pertandingan yang akan dilakukan dan menghindari terjadinya cedera otot, urat dan persendian.
Sesungguhnya dengan prestasi jauhnya tendangan dalam sepakbola perlu adanya suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan, benar dan dapat dipercaya. Dalam ini ditentukan alat ukur yang baik sehingga memudahkan peneletian. Dalam hal ini beberapa pendapat tentang pengukuran kekuatan otot yang didasarkan pada kontraksi otot isotomik dan kontraksi isometrik, atau pengukuran yang didasarkan pada kekuatan otot statis dan dinamis. Menurut Johson dan Nelson yang diterjemahkan oleh Nur Hasan bahwa
“dalam pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pengukuran yang berdasarkan kontraksi isotonik dan  isometrik. Pengukuran yang berdasarkan kontraksi isotonik lebih menekankan pengukuran daya tahan lokal, hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan tes seperti: pull-ups, sit-up, squat-jump. Pengukuran berdasarkan kontraksi esometrik akan menggambarkan kekuatan murni dari otot-otot yang bersangkutan, karena pengukuran ini menggunakan mekanik, yang didesaign khusus untuk mengukur kekuatan kontraksi maksimal otot yang diukur. Jenis alat ukur yang digunakan antara lain: iso-scale” (1986: 22-23)
Dari uraian pendapat di atas diketahui bahwa kekuatan otot dapat diukur dengan berbagai macam instrumen, tergantumg pada bagian-bagaian otot yang dipakai diukur berdasarkan cabang olah raga yang dipilih. Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan kontraksi isometric atau berdasarkan kekuatan stastis yaitu dangan mengunakan alat pengukur (Back and Leg Dynamometer)

Ceplosskan kritik dan saran yang membangun ^_^

3 comments:

cara merubah file word ke format gambar/JPG

Merubah file PDF ke Word atau Excel atau sebaliknya mungkin sudah biasa saya lakukan, bahkan hampir setiap hari karena ada-ada saja invoic...